Senin, 22 Mei 2017

Technopreneurship di Era Globalisasi

Technopreneurship (technology entrepreneurship) adalah gabungan dari inovasi-inovasi danteknologi (kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan tekhnologi) dengan kewirausahaan(bekerja sendiri untuk mendatangkan keuntungan melalui proses bisnis). Technopreneurship bersumber dari sebuah invensi dan inovasi. Technopreneurship juga diartikan sebagai kumpulan dari beberapa inovasi yang berbasis tekhnologi. Sedangkan tekhnologi adalah cara atau metode untukmengolah sesuatu agar terjadi efesiensi biaya dan waktu, sehingga dapat menghasilkan produk-produkyang berkualitas. Dasar-dasar penciptaan tekhnologinya adalah kebutuhan pasar, solusi atau permasalahan, aplikasi berbagai bidang keilmuan serta modernisasi.
Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan- perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya. Agar dapat terus bertahan, perusahaan- perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan pada sumber daya (resources-based business)menuju (bisnis berdasarkan pengetahuan), dengan karakteristik utama ilmu pengetahuan. Ketika pencapaian utama perusahaan adalah sustainable competitive advantage atau pencapaian daya saing bisnis berkelanjutan, maka manajemen perusahaan akan didorong pada proses pencapaian dan pengembangan pengetahuan sebagai strategi bersaing perusahaan.
Competitiveness juga didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih dancepat, ketertinggalan dalam penguasaan teknologi akan berdampak pada kesulitan untukmemenangkan persaingan, baik itu di level negara atau organisasi. Persaingan antar negara ditandaidengan peningkatan skala produksi yang dapat dihasilkan, investasi langsung yang dating dari luarnegeri dan peningkatan standar hidup masyarakat. Merujuk pada hasil pertemuan Word EconomicForum (WEP), keunggulan kompetitif negara dihasilkan oleh dua factor utama yaitu kompetitif dalam pertumbuhan dan kompetitif pada mikroekonominya. keunggulan kompetitif ini dihasilkan oleh factor penguasaan teknologi, peran instutusi publik dan sumber daya makroekonomi.
Daya saing seperti inilah yang dewasa ini menurun bagi Indonesia, peranan produk nasionalyang di hasilkan oleh peran tenologi tinggi masih sangat rendah, produksi Indonesia masih didominasioleh hasil teknologi rendah dan menengah, konsekwensinya adalah Indonesia sulit untuk memperolehkeungulan kompetitif, karena kapabilitas teknologinya masih rendah. Dengan kata lain upaya yang paling layak untuk di kedepankan adalah bagaimana meningkatkan penguasaan tekologi untuk meningkatkan daya saing, baik itu pada level organisasi maupun level negara.
Salah satu jawabannya adalah dengan konsep penerapan technopreneurship untuk mencapai keunggulan masa yang akan datang. Prespektif bisnis masa yang akan datang harus dibangun dari pondasi penguasaan teknologi, konsepsi ini memerlukan sinergi antara penguasaan teknologi dankapasitas pembangunan, kemudian teknologi di trasformasikan menjadi dasar bisnis. Esensinya adalah techonopreneurship sebagai pembangunan yang berbasis pada teknologi atau Technology- business-based.
Pada level negara diperlukan sinergitas antara teknologi dan pembangunan, sepertisinkronisasi antara pemerintah dan peraturan bisnis, dalam jangka panjang sinergi ini akan menciptakan pertumbuhan berkelanjutan, dan dengan dukungan teknologi yang maksimal yang padaakhirnya akan menciptakan peluang sebagai motor penggerak pertumbuhan.
Kondisi yang sama diterapkan pada level bisnis atau organisasi, organisasi yang inginmencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan adalah organisasi yang berbasis pada penguasaan teknologi dan menjadi teknologi sebagai motor penggerak organisasinya.
Di zaman modern sekarang telah banyak technopreneur yang berhasil melakukan komersialtekhnologi, sehingga menjadi sebuah produk yang diterima secara luas di pasar. Salah satu contohnya produk mobil ford yang diciptakan oleh Henry Ford. Begitupun di negara Indonesia, banyaktechnopreneur yang sukses dan berhasil menciptakan produk-produk yang berbasis tekhnologi. Saatini perkembangan tekhnopreneurship di Indonesia semakin pesat. Banyak penemuan dan ide-ide baruyang diciptakan oleh entrepreneur indonesia, berbagai kemajuan yang dicapai diawali dengan risetdan penemuan baru didalam bidang tekhnologi yang kemudian dikembangkan sedemikian rupasehingga memberikan keuntungan bagi penciptanya dan masyarakat pengguna. Fenomena perkembangan bisnis dalam bidang tekhnologi di Indonesia, diawali dari sebuah ide-ide kreatifdibeberapa pusat penelitian yang mampu dikembangkan sehingga memiliki nilai jual di pasar.
Pada saat ini perkembangan bisnis dalam bidang tekhnologi, sebagian besar dihasilkan dari sinergi antara technopreneur yang umumnya berpartisifasi dengan berbagai pusat riset, dengan penyediaan modal yang akan digunakan dalam berbisnis. Hubungan tersebut akan mendorong pada perkembangan bisnis tekhnologi yang ada dibeberapa negara. Jika kita perhatikan, di negara kita saatini, telah banyak penemuan-penemuan baru yang diciptakan oleh tekhnopreneur. Bahkan sekarang banyak entrepreneur-entrepreneur yang lahir yang akan mengembangkan Indonesia.
Perkembangan technopreneurship di Indonesia dalam 5 tahun kedepan akan pesat sekali.Akan lahir penemuan-penemuan baru yang diciptakan oleh entrepreneur-entrepreneur yang akanmenciptakan sebuah inovasi yang tidak ada menjadi ada, dan yang tidak mungkin menjadi mungkin, baik dalam segi ekonomi, maupun tekhnologinya. Dalam perkembangan 5 tahun kedepan tekhnologiakan terus meningkat semakin canggih dan semakin meluas di masyarakat. Seperti akan terciptanyamobil terbang, sepatu terbang, robot pembantu rumah tangga, kipas angin tanpa listrik, dan sebagainya.
Sekarang pemerintah telah menciptakan banyak pendidikan yang bertujuan untuk mencetakanak-anak bangsa supaya indonesia maju. Salah satunya adalah Universitas Surya University yangdidirikan oleh prof. Yohanes Surya, Ph.D di Jl. Scientia Boulevard Blok U/7 Summarecon Serpong,Tangerang-Banten. Didalamnya mencetak anak-anak menjadi orang yang hebat khususnya technopreneurship yang akan membawa perkembangan tekhnologi di Indonesia dan memilikikompetensi tinggi yang mampu mencetak gengerasi dengan jiwa wirausaha. Perkembangan technopreneurship di Indonesia juga memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkaitsecara integral, pemerintah memiliki peran besar dalam pembuatan aturan yang mendorong iklimusaha kompetitif dan pemberdayaan, lembaga keuangan memiliki peran dalam peningkatan kapasitausaha, perguruan tinggi berperan dalam riset dan pengembangan terhadap teknologi tepat guna,termasuk program industrial cluster dan incubator bisnis, berkaitan juga dengan pembangunan sumberdaya manusia dan lainnya, yang semuanya dapat dikoordinasikan oleh pemerintah.
Tujuan jangka panjangnya adalah peningkatan kemampuan penciptaan laba oleh perusahaan berbasis teknologi tersebut, wirausahawan juga harus menempatkan strategi level bisnisnya yangmendorong inovasi dan kreatifitas dan pemerintah juga mendorong peningkatan level usaha kearah persaingan tingkat internasional.Peran pemerintah dalam membangun budaya kewirausahaan juga sangat penting dalam peningkatan mutu dan membangun spirit transpormasi kewirausahaan Indonesia dari konvensional Technopreneurship di Era Globalisasi


0 komentar:

Posting Komentar